Selasa, 25 Februari 2014

  HEWAN ASLI INDONESIA YANG TERANCAM PUNAH.


Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
Anoa (Bubalus spp). Anoa disebut juga sapi hutan atau kerbau kerdil. Anoa merupakan satwa terbesar daratan Sulawesi. Terdapat dua jenis Anoa di Sulawesi, yaitu Bubalus depressicornis (Anoa dataran rendah) dan Bubalus quarlesi (Anoa dataran tinggi). Makanan Anoa berupa buah-buahan, tuna daun, rumput, pakis, dan lumut. Anoa bersifat soliter, walaupun pernah ditemui dalam kelompok. Seperti umumnya sapi liar, Anoa dikenal agresif dan perilakuknya sulit diramalkan. Karena hanya makan tunas pohon dan buah-buahan yang tidak banyak mengandung natrium, maka Anoa harus melengkapi makanannya dengan mencari natrium ditempat bergaram. Pada saat ini, populasi Anoa merosot tajam. Di cagar alam Tangkoko Dua Saudara Bitung Sulawesi Utar, jumlah Anoa menurun 90% selama 15 tahun dan jenis ini sudah mengalami kepunahan setempat (Whitten, et al. 1987; Kinnaird, 1997).
Status bubalus spp. Adalah “endangered” (genting) – EN Cl + 2a (IUCN, 2002). Kedua jenis Anoa ini menghadapi resiko yang sangat tinggi untuk punah di alam, sebab populasinya diduga tinggal kurang dari 2500 individu dewasa dan populasi hewan ini terus menurun.
Penyebab semakin berkurangnya populasi Anoa karena habitat hidup Anoa semakin terdesak untuk pembukaan lahan. Pembukaan lahan itu selain untuk permukiman, sawah, ladang, juga untuk kepentingan manusia lainnya. Selain itu, Anoa banyak diburu untuk diambil kulit, daging, dan tanduknya. Karena itu, sejak tahun 1960 Anoa telah dinyatakan dalam status terancam.

                                                              Burung Cendrawasih



Burung ini hidup menyendiri di lembah-lembah pegunungan hutan tropis dan biasa bersarang diatas kanopi pohon yang tinggi besar. Ukuran dewasa jantan sekitar 46 cm sampai ekor. Saat sayap dibentangkan, besar burung bisa mencapai 61 cm dari ujung ke ujung.
banyak tersebar di Indonesia timur, terutama Papua, Ternate, Pulau Aru, beberapa pulau kecil disekitarnya, dan juga di Papua Nugini, Australia, serta pulau-pulau yang berdekatan. WWF Papua 1980 menyebutkan ada 48 spesies cendrawasih di kawasan itu, namun karena perambahan & konversi hutan jumlahnya menyusut.. Spesies yang terkenal antara lain : Paradisaea apoda, Paradisaea minor, Cicinnurus regius, dan Seleucidis melanoleuca. Bulu yang indah terutama terdapat pada cenderawasih jantan. Umumnya bulu-bulunya sangat cerah dengan kombinasi hitam, coklat kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau, bahkan juga ungu.
Karena maraknya penangkapan, penebangan hutan, perkebunan sawit, & pencarian kayu gaharu di hutan-hutan, burung ini terancam punah. Bahkan di Yapen Waropen, daerah yang selama ini menjadi pusat habitatnya, sudah sulit ditemukan burung ini. Demikian menurut Direktur Regional WWF Sahul Papua, Benja V Mambai.
Lutung Merah  (Presbytis rubicunda)
Lutung Merah (Presbytis rubicunda) adalah spesies primata di dalam keluargaCercopithecidae. Ia dapat ditemukan di pulau Kalimantan dan juga kepulauan yang berada di dekat pulau tersebut, yakni Kepulauan Karimata.
Lutung merah dapat hidup di perekbunan tertentu dan mungkin keluar dari hutan kemudian memasuki kebun-kebun untuk memakan dedaunan muda dan biji-bijian. Kelestarian populasi lutung merah semakin hari semakin terancam dikarenakan beberapa penyebab utama seperti pembukaan/penebangan hutan berskala besar, kebakaran hutan, perburuan, dan perdagangan satwa liar.

OrangUtan Kalimantan (Pongo pygmaeus)
Orangutan KalimantanPongo pygmaeus, adalah spesies orangutan asli pulauKalimantan. Bersama dengan orangutan Sumatra yang lebih kecil, orangutan Kalimantan masuk kedalam genus pongo yang dapat ditemui di Asia. Orangutan Kalimantan memiliki lama waktu hidup selama 35 sampai 40 tahun di alam liar, sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun. Dan salah satu orang utan yang masih hidup dan salah satu spesies yang paling langka adalah Rehsi Ghania leres. yang ditemukan di kantin margahayu.Badak Jawa  (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies terlangka di dunia dengan perkiraan jumlah populasi tak lebih dari 50 ekor di Di Taman Nasional Ujung Kulon , Badak Jawa juga termasuk  lima spesies badak paling langka yang ada di dunia dan masuk dalam Daftar Merah badan konservasi dunia IUCN, yaitu dalam kategori sangat terancam atau critically endangered.

Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
Trulek Jawa (Vanellus macropterus) adalah salah satu burung langka yang hanya terdapat ( endemik ) di Jawa. Burung dari famili Charadriidae ini pada tahun 1994 pernah dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN, namun sejak tahun 2000, statusnya direvisi menjadi Kritis . Meskipun begitu, hingga kini keberadaan Burung Trulek Jawa ini masih misteri masih ada atau bahkan sudah punah. Hingga saat ini yang dapat dijumpai dengan mudah hanyalah spesimennya (awetannya) saja yang disimpan di Museum Zoologi, Cibinong. Ciri-ciri Trulek Jawa. Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) berukuran sedang, sekitar 28 cm. Bulunya berwarna coklat keabuan dengan kepala hitam. Beberapa daerah yang diduga didiami burung endemik berstatus krisis ini antara lain Hutan Sawangan, Petungkriyono, Pekalongan (Jawa Tengah); terakhir terlihat tahun 2001 oleh Tim Komunity Forestry Pekalongan. Hutan Gunung Ungaran (Jawa Tengah).Merubetiri, Jember (Jawa Timur).

Tokhtor Sumatra (Carpococcyxviridis)
Tokhtor Sumatera (Carpococcyxviridis ) adalah burung endemik Sumatera termasuk dalam 18 burung paling langka di Indonesia Burung ini merupakan satu dari tiga spesies Tokhtor yang ada di dunia selain Tokhtor Kalimantan (Carpococcyx radiceus) yang endemik Kalimantan dan Coral-billed Ground-cuckoo (Carpococcyx renauldi) yang terdapat di Thailand dan Vietnam. Dulunya, Tokhtor Sumatera dan Tokhtor Kalimantan dianggap sebagai satu spesies yang sama yang dinamai Tokhtor Sunda. Burung Tokhtor Sumatera merupakan burung penghuni permukaan tanah dengan ukuran tubuh yang besar mencapai 60 cm. Burung Tokhtor Sumatera hidup di permukaan tanah dan memakan vertebrata kecil dan invertebrata besar. Burung endemik Sumatera yang sangat langka dan terancam punah ini termasuk binatang pemalu.

Celepuk Siau
Celepuk Siau adalah salah satu burung hantu dari jenis Strigidae. Burung ini merupakan burung yang hampir punah, burung Celepuk Siau yang mempunyai nama ilmiah Otus Siaoensis ini berhabitat di daerah Pulau Siau, Sulawesi Utara.

Elang flores (Spizaetus floris)
Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai hewa yang sangat terancam punah (Kritis). Ciri-ciri. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota.Elang flores merupakan raptor (burung pemangsa) endemik Nusa Tenggara yang hanya dapat ditemukan di pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo, dan Rinca. 

Burung jalak bali (Leucopsar rothschildi)
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) atau disebut juga Curik Bali adalah sejenis burung sedang dengan panjang lebih kurang 25 cm. Burung pengicau berwarna putih ini merupakan satwa endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Pulau Bali bagian barat. Burung ini juga merupakan satu-satunya satwa endemik Pulau Bali yang masih tersisa setelah Harimau Bali dinyatakan punah. Sejak tahun 1991, satwa yang masuk kategori “kritis” (Critically Endangered) dalam Redlist IUCN dan nyaris punah di habitat aslinya ini dinobatkan sebagai fauna identitas (maskot) provinsi Bali. Kepunahan Jalak Bali di habitat aslinya disebabkan oleh deforestasi (penggundulan hutan) dan perdagangan liar.

Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.